30 December 2020
dilihat 33x
Mobilku.com - Nissan mengakui bahwa jajaran kendaraannya beberapa tahun terakhir sudah cukup ketinggalan zaman dan sulit untuk berkompetisi. Bukan rahasia umum lagi jika pabrikan mobil asal Jepang itu kini sedang berjuang melewati masa-masa sulit.
Penjualan Nissan di Eropa saja tercatat mengalami penurunan dari semula 566.191 unit di tahun 2017, menjadi hanya 394.091 pada tahun 2019. Dalam wawancara baru-baru ini, COO global Nissan Ashwani Gupta menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada perusahaan. Gupta menjelaskan bahwa mereka melakukan ekspansi yang terlalu cepat, dengan harapan penjualannya pun akan ikut terdongkrak. Namun sayang, kedua hal tersebut malah tidak tercapai dan malah menjadi bumerang bagi perusahaan.
“Semua mobil sudah diproduksi, kami terpaksa bertahan dengan jajaran mobil yang sudah tua, sehingga terjadi antrian besar yang tidak dapat kami pertahankan. Semuanya dibuat berdasarkan pada investasi, jika tidak ada keuntungan, maka tidak akan ada mobil baru. Ini lingkaran setan,” ujar Gupta.
Untuk terus bisa bertahan, Gupta membuat sebuah strategi ambisius yang dipercaya dapat menyelamatkan perusahan. Rencana tersebut terdiri dari pengurangan biaya produksi, penutupan pabrik di Spanyol dan Indonesia, serta penghentian seluruh kegiatan Datsun yang ada di Rusia. Sebagai gantinya, Nissan akan bekerja lebih dekat dengan Renault. Mereka juga akan memfokuskan energinya pada pasar terpentingnya, yaitu AS, Cina, dan Jepang.
Seperti diketahui, di Amerika Serikat Nissan memiliki pangsa pasar lebih dari tujuh persen, sementara di Jepang dan Cina lebih dari 10 persen. Untuk di Eropa, Nissan akan fokus menjual crossover-nya yaitu Qashqai, Juke dan X-Trail, sambil terus memperkenalkan teknologi baru termasuk elektrifikasi serta sistem otonom.
0 Komentar
Tambah Komentar