19 January 2021
dilihat 132x
Mobilku.com - Kasus mantan bos Nissan, Carlos Ghosn, terbilang sudah cukup lama bergulir. Namun, baru-baru ini seorang saksi yang merupakan executive di Nissan mengatakan bahwa Carlos Ghosn melakukan kejahatannya dikarenakan dia khawatir pemerintah Prancis akan memaksanya keluar dari Renault jika mengetahui berapa banyak yang dia dapatkan dari Nissan.
Mantan wakil presiden Nissan yang bertanggung jawab atas urusan hukum, Hari Nada adalah pelapor utama dalam kasus yang diajukan oleh jaksa penuntut Jepang terhadap Ghosn tersebut. Dalam hal ini, Nada bersaksi di persidangan terkait mantan eksekutif Nissan lainnya yaitu, Greg Kelly yang dituduh telah membantu Ghosn menyembunyikan 9,3 miliar yen sebagai kompensasinya selama delapan bekerja tahun. Saat itu Jepang juga sudah memiliki aturan baru, yang mewajibkan setiap eksekutif untuk melaporkan segala transaksi di atas 1 miliar Yen.
Kendati demikian, Kelly mengaku tidak bersalah. Dia bahkan telah mendapat jaminan di Jepang sejak dibebaskan dari penjara pada tahun 2018, dan harus menghadapi persidangan tanpa Ghosn karena rekan tertuduhnya melarikan diri ke Lebanon pada Desember 2019.
Ghosn bisa dibilang merupakan salah satu petinggi otomotif paling terkemuka di dunia, dimana ia juga menjabat sebagai kepala aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Ghosn sendiri membantah telah melakukan kesalahan, dan menganggap bahwa masalah ini merupakan kudeta yang dilakukan oleh rekan-rekan executive nya karena khawatir akan terjadinya merger antara Nissan dan Renault.
Nada juga mengatakan kepada pengadilan, bahwa alasan Ghosn menyembunyikan nilai kompensasi nya dikarenakan takut akan dampak yang ia terima di Prancis. “Dia (Ghosn) sebenarnya tidak ingin dipecat. Jika besaran uang yang dia dapatkan terungkap, Pemerintah Prancis akan merasa berkewajiban untuk memecatnya dari Renault”, ujar Nada, yang setuju untuk bekerja sama dengan jaksa penuntut Jepang dengan imbalan kekebalan dari tuntutan.
0 Komentar
Tambah Komentar